SULAWESI
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar
yaitu Eurasia, Pasifik dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil
(l) Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan
batuan dari busur kepulauan batuan bancuh kepulauan, bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan,
serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994).
Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 ya itu:
• Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik
(Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan
Sunda;
• Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt)
berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok
Australia;
• Mandala timur East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen
dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen
• Banggai–Sula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur
Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat
karena strike slip faults dari strike-New Guinea.
MANDALA BARAT
Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bagian utara dan barat. Bagian utara memanjang dari
Buol sampai sekitar mANADO. Bagian barat dari Manado Buol sampai sekitar Makassar.
Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, Miosen-terbentuk pada Miosen Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen-Oligosen.
Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat terdiri kontinen yang atas batuan gunung api - sedimen berumur Mesozoikum-ese.org Mesozoikum Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid
bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.
MANDALA BARAT BAGIAN UTARA (SULUT)
. Geologi daerah Sulut didominasi oleh batugamping sebagai satuan pembentuk cekungan
sedimen Ratatotok.
• Satuan batuan lainnya adalah kelompok breksi dan batupasir, terdiri dari breksi-konglomerat kasar, berselingan dengan batupasir halus-kasar batu halus kasar, lanau dan batu lempung yang didapatkan di daerah Ratatotok – Basaan, serta breksi andesit
piroksen.
• Kelompok Tuf Tondano berumur Pliosen terdiri dari fragmen batuan volkanik kasar andesitan mengandung pecahan batu apung, tuf, dan breksi ignimbrit, serta lava andesit-trakit. g ,
• Batuan Kuarter terdiri dari kelompok Batuan Gunung api Muda terdiri atas lava andesit-basal, bom, lapili dan abu SULUT
• Kelompok batuan termuda terdiri dari batugamping terumbu koral, endapan danau dan
sungai serta endapan aluvium aluvium. (Sirtu atau batu kali banyak terdapat di daerah
sungai Buyat dan saat ini telah diusahakan oleh penduduk setempat dan perusahaan lokal untuk memenuhi kebutuhan PT Newmont Minahasa PT. Raya (NMR) sebagai bahan pembuatan saluran penghubung antara pit 1 dengan pit lainya dan sebagai bahan pondasi bangunan.)
MANDALA BARAT BAGIAN UTARA (GORONTALO)
• Daerah Gorontalo merupakan bagian dari lajur volkano-plutonik Sulawesi Utara
yang dikuasai oleh batuan gunung api Eosen - Pliosen dan batuan terobosan
terobosan.
• Pembentukan batuan gunung api dan sedimen di daerah penelitian berlangsung
relatif menerus sejak Eosen – Miosen Awal sampai Kuarter, dengan lingkungan laut
dalam sampai darat, atau merupakan suatu runtunan regresif.
• Pada batuan gunung api umumnya dijumpai selingan batuan sedimen dan
sedimen, sebaliknya pada satuan batuan sedimen dijumpai selingan batuan gunung api,
sehingga kedua batuan tersebut menunjukkan hubungan superposisi yang jelas.
• Fasies gunung api Formasi Tinombo diduga merupakan batuan ofiolit, sedangkan
batuan gunung api yang lebih muda merupakan batuan busur kepulauan kepulauan.
Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Gorontalo disusun oleh batuan dengan urutan
stratigrafi sebagai berikut :
• Batuan beku berupa : Gabro Diorit Gabro, Diorit, granodiorit, granit, dasit dan
munzonit kwarsa.
• Batuan piroklastik berupa : lava basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan breksi
gunungapi.
• Batuan sedimen berupa : batupasir wake, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan
batugamping merah, batugamping klastik dan batugamping terumbu. Endapan Danau,
Sungai Tua dan endapan alluvial.
MANDALA BARAT BAGIAN BARAT; ENREKANG (SULAWESI SELATAN)
Berdasarkan pengamatan geologi pada data penginderaan jauh dan lapangan, maka
batuan daerah Enrekang dapat dibagi menjadi 8 satuan,yaitu:
• Satuan batupasir malih Kapur Akhir)
• Satuan batuan serpih (Eosen-Oligosen Awal)
• Satuan batugamping (Eosen)
• Satuan batupasir gampingan (Oligosen- Miosen Tengah)
• Satuan batugamping berlapis (Oligosen- Mi T h) Miosen Tengah)
• Satuan klastika gunungapi (Miosen Akhir)
• Satuan batugamping terumbu (Pliosen Awal)
• Satuan konglomerat (Pliosen)
Struktur daerah ini terdiri atas sesar naik sesar mendatar geologi yang berkembang di naik, mendatar, sesar normal dan lipatan yang pembentukannya berhubungan dengan tektonik regional Sulawesi dan sekitarnya
MANDALA TENGAH
Palu-Koro Fault Zone: BATUAN metamorphic (coesite and diamond discovery)
KABUPATEN DONGGALA DAN TOLITOLI, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Urut-urutan stratigrafi dari muda hingga tua sebagai berikut :
• Endapan alluvium, p ,
• Endapan teras (Kuarter),
• Batuan tufa ( Pliosen – Kuarter), ),
• Batuan sedimen termetamorfose rendah dan batuan malihan yang keduanya termasuk
Formasi Tinombo (Kapur Atas – Eosen Bawah),
• Batuan gunungapi (Kapur Atas – Oligosen Bawah) yang menjemari dengan Formasi
Tinombo,
• Batuan intrusi granit (Miosen Tengah – Miosen Atas) ditemukan menerobos batuan
malihan Formasi Tinombo.
MANDALA TIMUR
Sesar Lasolo yg merupakan sesar geser membagi lembar daerah Kendari menjadi dua
lajur, yaitu: Lajur Tinondo yang Tinondo, menempati bagian barat daya Lajur Hialu yang menempati bagian timur laut daerah ini.
Lajur Tinondo merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua, sedangkan
Lajur Hialu merupakanhimpunan batuan yang bercirikan asal kerak samudera (Rusmana dan
Sukarna 1985) Sukarna, 1985). Batuan yang terdapat di Lajur Tinondo adalah Batuan Malihan Paleozoikum Paleozoikum, dan diduga berumur Karbon.
MANDALA TIMUR; Kendari Sultra
Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit menunjukan perkembangan tektonik dan geologi daerah ini ofiolit, mempunyai banyak persamaan dengan daerah Lengan Timur
Sulawesi dengan ditemukannya endapan hidrokarbon di daerah Batui. Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan hidrokarbon.
• Panas bumi berada di sekitar daerah Tinobu, Kecamatan Lasolo, sepanjang sesar
Lasolo
• Cebakan hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah ini, seperti: daerah Kepulauan Limbele, Teluk Matapare (Kepulauan Nuha Labengke) Wawalinda Telewata Singgere pantai (Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, utara Kendari, dan lain sebagainya.
Jumat, 02 April 2010
kuliah GRI - 4
PAPUA (Sistem Peg. Sirkum Australia)
->Papua (Indonesia & Papua Nugini) adalah pulau terbesar kedua didunia setelah
greenland. Luas daratan utama Papua (termasuk P. Kolepom atau P. Dolak) adalah
705.360 km², sedangkan bersama pulau² yg termasuk kelompok Papua adalah 805.000
km².
->Luas Papua (Indonesia) 394.000 km²
->Kedalaman bagian samudera Pasifik yang membatasi Papua di sebelah utara adalah
4000 m. Adanya pulau karang seperti P. Mapia disebelah utara Manokwari, yg tegak
di dasar samudera menunjukkan bahwa bagian dasar laut tersebut pernah mengalami
penurunan.
->Di sebelah selatan, paparan Sahul atau laut Arafuru dan selat Torres menghubungkan
Papua dengan benua Australia.
->Sesuai dengan bentuknya yg memanjang dan perbedaan lebarnya, Papua dapat dibagi
atas kepala burung dan lehernya, tubuh dan ekornya. Batas antara wilayah Indonesia
dan Papua Nugini ada pada bagian tubuh, tepatnya 141ยบ BT
DESKRIPSI RUPA MUKA BUMI PAPUA
1.Jalur Pantai Utara
->Berupa peg. Vulkanik dari P. Batanta dan bagian utara P. Salawati ke sepanjang pantai utara kepala burung yg antara lain terdiri atas peg. Tamrau (lebar 40 km) dgn puncaknya G. Kwoka (3.000 m) dan peg. Arfak dgn puncak tertingginya G. Umsini (2.666 m, berapi).
->Setelah melalui tanjung Oransbari (di selatan kota Manokwari) jalur ini beralih menjadi dasar laut yg menjadi batas antara teluk Cendrawasih (tel. Savera) dan Samudera Pasifik. Pada bagian ini kegunung-apian menghilang, dan bagian yang muncul ke permukaan laut membentuk P. Miosnum dan P. Yapen.
->Lanjutannya adalah semenanjung disekitar muara S. Memberamo, Peg. Cyclops di sekitar Jayapura kemudian beralih ke ke sepanjang lepas pantai utara Papua. Disini kegunung-apian muncul kembali. Setelah melalui sederet pulau² kecil jalur vulkanik ini berwujud sbg P. New Britain yg mengarah ke timur laut, dan P. New Ireland yg mengarah ke barat laut.
->Setelah melalui dasar Samudera yg non-vulkanik, alur tersebut yg mengarah ke barat berakhir di P. Admiralty yg vulkanik
2.Jalur Depresi
->Berada di sepanjang sisi selatan jalur pantai utara. Berawal dari kota Sorong, depresi ini mengarah ke timur melalui Dataran Warsamson s/d ke Ransiki (di selatan Tg Oransbari) di pantai barat tel. Cendrawasih
->Setelah itu depresi berlanjut dan melebar sebagai dasar tel. Cendrawasih (-1.627 m), lalu muncul di pantai timur, terus ke D. Rombebai (hilir S. Memberamo) dan sepanjang tepi darat pantai utara, s/d D. Sentani (selatan peg. Cyclops), terus ke tepi selatan dan utara jalur vulkanik di Papua Timur.
3. Jalur peg Non-Vulkanik
->Berada di sepanjang sisi selatan depresi dgn G. Togwomori (2.680 m) sbg puncaknya di semenanjung kepala burung.
->Lanjutannya mengarah ke tenggara berupa peg. Lina, peg.Masikeri di tanah genting
antara kepala burung dan semenajung Bomberai bertemu dgn P. Rumberpon, P. Mioswar,
P. Roon, peg. Wondiwoi dgn puncak G. Wondiwoi (2.234 m) di semenanjung Wondiwoi,
terus ke tanah genting di sebelah selatan tel. Cenderawasih melalui D. Yamur.
->Selanjutnya, jalur ini mengarah ke timur laut sampai di puncak Dom (1.340 m), lalu
ke peg. Van Rees (yg dipotong oleh S. Memberamo), dan setelah menyeberangi batas
wilayah Indonesia sampai ke muara S. Sepik, lalu terbenam ke bawah endapan aluvial
sungai itu dan muncul kembali di sisi timur laut S. Ramu.
4. Jalur dataran rendah dan berawa
->terletak di selatan jalur peg. Non-vulkanik. Bermula dari bentangan antara bagian
selatan P. Salawati dan pantai utara P. Misool, jalur dataran rendah tsb mengarah
ke timur dan tenggara menyeberangi teluk Bintuni ke bagian tengah semenanjung
Bomberai, dan bagian selatan tanah genting di sebelah selatan tel. Cendrawasih.
->Di bagian tubuh Papua, sepanjang selatan lanjutan peg. Dom adalah Depresi Tariku-
Taritatu (dua anak S. Memberamo) yg bersambungan dengan S. Sepik dan S. Ramu (dlm
wilayah Papua Nugini). Depresi Tariku-Taritatu dan dataran rendah di bagian
selatan kepala burung dibatasi oleh pertemuan peg. Dom dgn peg. Kobore (ujung
barat peg. Sudirman).
5. Jalur peg. salju
->terletak di selatan jalur Depresi Tariku-Taritatu-S. Sepik. Salju dan es menutupi
puncak dan punggung yang mencapai ketinggian 4.800 m atau lebih. Di Wilayah
Indonesia, lebar peg. Salju itu mencapai 150 km, sedangkan di Papua Nugini 200-300
km.
->Bag. Barat peg. Salju (wilayah Indonesia) dinamai peg. Sudirman, di bag. Timur
dinamai peg. Jayawijaya.
->Peg. Sudirman terdiri dari peg. Kowbore (peg. Weyland) & peg. Tijo (peg. Charles
Lours) di bagian barat, dataran tinggi Paniai yg sebagian diisi oleh D. Paniai
(tinggi permukaannya 1.742 m) di bagian tengah dan peg. Nassau di bagian Timur. ->Beberapa puncak (ngga)nya: ngga Pilimsit (g. Idenburg, 4.880 m) puncak/ngga Pulu
(Cartenz, 5.030 m) tertinggi di Indonesia. Puncak lain: Mandala (Yuliana, 4700 m),
Trikora (Wilhelmina, 4750 m), Yamin (4595 m).
->Sisi selatan peg. Salju lebih tinggi dgn lereng yg terjal, sedangkan sisi utara
lebih landai. Puncak² tinggi berada disisi selatan peg. Salju.
->Di punggung peg. Jayawijaya terdapat lembah sungai Balim yg lebar dgn penduduk yg
relatif padat dgn pusat kota Wamena
6. Depresi Digul-Fly
->Terbentang di selatan jalur peg. Salju. Depresi ini merupakan kelanjutan dari
depresi di bagian selatan kepala burung. Lebarnya 200-300 km. Di bagian selatan,
depresi ini mencakup perairan laut dari kep. Aru ke P. Dolak, dataran hilir S.
Digul dan S. Fly, serta dasar laut antara ekor Papua dan pantai timur Australia.
->Diduga, depresi di sepanjang bagian selatan Papua ini masih mengalami penurunan.
7. Pematang Misool-Fakfak-Adi dan lanjutan Pematang Aru-Merauke merupakan rupa muka
bumi Papua yg paling selatan. P. Misool, bagian barat daya semenanjung Bomberai,
kep. Aru, P. Dolak, dataran berawa dari hilir S. Merauke s/d hilir S. Fly berada
pada pematang ini.
Kuliah GRI-2
JAWA & SUMATERA (Sistem Peg. Sirkum Sunda)
PENDAHULUAN
Sektor tengah sistem Peg.Sirkum Sunda disini, sudah dibahas dalam ‘area sunda’, karena berhubungan dengan Asia melalui paparan Sunda.
Secara Fisiografi, maka dapat dibedakan sebagai berikut:
->LAUT DALAM BAGIAN DEPAN dari Sumatera (Foredeep) adalah:
@ Samudera Hindia (- 4000 s/d -500 m)
->BUSUR LUAR (NON-VULKANIK)
@Di sebelah barat Sumatera: P. Enggano, P. Mega, Kep. Mentawai (Pagai
Utara, Pagai Selatan, Sipora, Siberut), Kep. Batu, P. Nias, Simeuleu
->INTERLAUT DALAM (INTERDEEP)
@antara busur luar (barat Sumatera) dan Bukit Barisan
@antara punggung dasar laut (selatan Jawa) dan peg. Selatan
@interdeep di barat Sumatera: basin di sebelah barat daya Ranau (-2.260 m)),
basin Mentawai (-1.760 m), basin Nias (-705 m) dan basin di sebelah barat
daya Aceh (-1.000 m)
->BUSUR DALAM (VULKANIK)
@Bukit Barisan (di Sumatera) dan Peg. Di Jawa
->LAUT DALAM BAGIAN BELAKANG (BACKDEEP)
@bekas geo-siklinal (sekarang adalah jalur kaki bukit barisan dan dataran
rendah di sebelah timur Sumatera)
@Bagian utara Jawa.
geo-siklnal dan bagian utara Jawa menghubungkan busur dalam yang
vulkanik dengan paparan sunda.
@Jalur kaki bukit barisan dan dataran rendah diatas adalah salah satu jalur
minyak di Indoesia. Jadi, wujud backdeep di Jawa & Sumatera berbeda dengan
backdeep di bagian timur sistem peg. Sirkum Sunda. (sisten sangihe, sisten
Ternate, sistem Banda, sistem Nusatenggara)
NUSATENGGARA (SISTEM PEG. SIRKUM SUNDA)
PENDAHULUAN
Nusa Tenggara berada di dua ‘punggung utara (busur dalam)’ yakni tempat pulau² : Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, Adonara, Solor, Lembata, Pantar, Kumba, Alor, Wetar,…. Ke Maluku dan ‘punggung selatan (busur luar)’ yakni tempat pulau² : dana, Raijua, Sawu, Rote, Semau dan Timor. Dana adalah kelanjutan punggung dasar laut di selatan Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Sumbawa adalah penghubung busur dalam dan luar di L. Sawu
->LAUT DALAM BAGIAN DEPAN (Foredeep)
@foordeep Nusatenggara adalah antara P. Chrismas dan punggung dasar laut di
utaranya. Di bagian barat kedalamannya (- 7.450 m), makin ke timur makin
dangkal (-1.940 m)
->BUSUR LUAR
@Merupakan kelanjutan punggung dasar laut di selatan Jawa. Di bagian barat
punggung ini cukup tinggi (-1.200 m), di bagian timur makin dalam (-4.000
m), kemudian muncul sebagai P. Dana, P. Raijua dan P. Sawu. Pulau² tsB
adalah pulau karang yang terangkat (s/d 300 m) dan P. Rote (430 m). P.
Timor memiliki punggung retakan, mulai dari Kupang ke arah timur
->BUSUR DALAM
@lebar 100 km (di bagian barat) dan menyempit menjadi 40 km (di timur)
@P. Bali: di utara adalah lanjutan zone Solo (vulkanik), dataran Denpasar
(di kaki selatan) adalah kelanjutan sub zone Blitar dan tapak kuda adalah
lanjutan semenanjung Balambangan (batuan kapur kala tertier)
@P. Lombok = P. Bali
@P. Sumbawa: berbeda dgn yg lain. Teluk Saleh adalah depresi di punggung
utara. Daerah vulkanik terdapat di utara G. Tambora, dan di pojok barat
laut. Selebihnya adalah menunjukkan ciri² peg. Selatan.
@P. Flores: di bagian barat, ciri² peg. Selatan ada di bagian utara dan
ciri² vulkank muda ada di bagian selatan yang sempit. Jalur vulkanik
berlanjut ke pulau² kecil di bagian timur dari Solor-Wetar. Roma tidak
vulkanik.
->INTER LAUT DALAM (INTERDEEP) DAN SUMBA
@Interdeep Nusa Tenggara berada antara busur dalam & punggung dasar laut
(-2000 m s/d -3000 m). Lebarnya 175 km dengan kedalaman terdalam (-5.160 m)
di bagian selatan Lombok. Di bagian timur dengan P. Sumba, bercabang dua:
(1) berupa selat Sumba (-1.020 m), (2) berupa selat Sawu (-1.160 m).
Keduanya menghubungkan basin Sawu (-3.440 m) dgn lebar 200 km.Ke arah timur
terjadi penyempitan berupa selat antara P. kambing dan P. Timor. Akhir
interdeep ini adalah P. Kisar.
@P. Sumba menghubungkan busur dalam dan busur luar, tetapi tidak memiliki
gunung api. Sebagian besar permukaannya tertutup oleh endapan laut.
->LAUT DALAM BAGIAN BELAKANG (Backdeep)
@Backdeep Nusatenggara adalah :
>laut Bali dan laut Flores
>laut Bali membentang dari utara Bali dan Lombok (-1.500 m)
>Laut Flores terdiri dari 3 bagian. Bagian barat laut berupa dataran
dangkal yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi & paparan Sunda.
Bagian tengah berupa segitiga basin. Bagian timur berupa punggung²
& lembah dasr laut.
Busur Dalam (vulkanik)meliputi pulau-pulau sbb:
-Bali
-Lombok
-Sumbawa
-Komodo
-Rinca
-Flores
-Adorners
-Solor
-Lamblen
-Pantar
-Alor
-Kambing
-Wetar
-Roma
Sabuk Interdeep meliputi pulau2 sbb:
-Sumba
-Kisar
Busur luar non vulkanik
-Dana
-Raijua
-Sawu
-Rote
-Semau
-Timor
PENDAHULUAN
Sektor tengah sistem Peg.Sirkum Sunda disini, sudah dibahas dalam ‘area sunda’, karena berhubungan dengan Asia melalui paparan Sunda.
Secara Fisiografi, maka dapat dibedakan sebagai berikut:
->LAUT DALAM BAGIAN DEPAN dari Sumatera (Foredeep) adalah:
@ Samudera Hindia (- 4000 s/d -500 m)
->BUSUR LUAR (NON-VULKANIK)
@Di sebelah barat Sumatera: P. Enggano, P. Mega, Kep. Mentawai (Pagai
Utara, Pagai Selatan, Sipora, Siberut), Kep. Batu, P. Nias, Simeuleu
->INTERLAUT DALAM (INTERDEEP)
@antara busur luar (barat Sumatera) dan Bukit Barisan
@antara punggung dasar laut (selatan Jawa) dan peg. Selatan
@interdeep di barat Sumatera: basin di sebelah barat daya Ranau (-2.260 m)),
basin Mentawai (-1.760 m), basin Nias (-705 m) dan basin di sebelah barat
daya Aceh (-1.000 m)
->BUSUR DALAM (VULKANIK)
@Bukit Barisan (di Sumatera) dan Peg. Di Jawa
->LAUT DALAM BAGIAN BELAKANG (BACKDEEP)
@bekas geo-siklinal (sekarang adalah jalur kaki bukit barisan dan dataran
rendah di sebelah timur Sumatera)
@Bagian utara Jawa.
geo-siklnal dan bagian utara Jawa menghubungkan busur dalam yang
vulkanik dengan paparan sunda.
@Jalur kaki bukit barisan dan dataran rendah diatas adalah salah satu jalur
minyak di Indoesia. Jadi, wujud backdeep di Jawa & Sumatera berbeda dengan
backdeep di bagian timur sistem peg. Sirkum Sunda. (sisten sangihe, sisten
Ternate, sistem Banda, sistem Nusatenggara)
NUSATENGGARA (SISTEM PEG. SIRKUM SUNDA)
PENDAHULUAN
Nusa Tenggara berada di dua ‘punggung utara (busur dalam)’ yakni tempat pulau² : Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, Adonara, Solor, Lembata, Pantar, Kumba, Alor, Wetar,…. Ke Maluku dan ‘punggung selatan (busur luar)’ yakni tempat pulau² : dana, Raijua, Sawu, Rote, Semau dan Timor. Dana adalah kelanjutan punggung dasar laut di selatan Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Sumbawa adalah penghubung busur dalam dan luar di L. Sawu
->LAUT DALAM BAGIAN DEPAN (Foredeep)
@foordeep Nusatenggara adalah antara P. Chrismas dan punggung dasar laut di
utaranya. Di bagian barat kedalamannya (- 7.450 m), makin ke timur makin
dangkal (-1.940 m)
->BUSUR LUAR
@Merupakan kelanjutan punggung dasar laut di selatan Jawa. Di bagian barat
punggung ini cukup tinggi (-1.200 m), di bagian timur makin dalam (-4.000
m), kemudian muncul sebagai P. Dana, P. Raijua dan P. Sawu. Pulau² tsB
adalah pulau karang yang terangkat (s/d 300 m) dan P. Rote (430 m). P.
Timor memiliki punggung retakan, mulai dari Kupang ke arah timur
->BUSUR DALAM
@lebar 100 km (di bagian barat) dan menyempit menjadi 40 km (di timur)
@P. Bali: di utara adalah lanjutan zone Solo (vulkanik), dataran Denpasar
(di kaki selatan) adalah kelanjutan sub zone Blitar dan tapak kuda adalah
lanjutan semenanjung Balambangan (batuan kapur kala tertier)
@P. Lombok = P. Bali
@P. Sumbawa: berbeda dgn yg lain. Teluk Saleh adalah depresi di punggung
utara. Daerah vulkanik terdapat di utara G. Tambora, dan di pojok barat
laut. Selebihnya adalah menunjukkan ciri² peg. Selatan.
@P. Flores: di bagian barat, ciri² peg. Selatan ada di bagian utara dan
ciri² vulkank muda ada di bagian selatan yang sempit. Jalur vulkanik
berlanjut ke pulau² kecil di bagian timur dari Solor-Wetar. Roma tidak
vulkanik.
->INTER LAUT DALAM (INTERDEEP) DAN SUMBA
@Interdeep Nusa Tenggara berada antara busur dalam & punggung dasar laut
(-2000 m s/d -3000 m). Lebarnya 175 km dengan kedalaman terdalam (-5.160 m)
di bagian selatan Lombok. Di bagian timur dengan P. Sumba, bercabang dua:
(1) berupa selat Sumba (-1.020 m), (2) berupa selat Sawu (-1.160 m).
Keduanya menghubungkan basin Sawu (-3.440 m) dgn lebar 200 km.Ke arah timur
terjadi penyempitan berupa selat antara P. kambing dan P. Timor. Akhir
interdeep ini adalah P. Kisar.
@P. Sumba menghubungkan busur dalam dan busur luar, tetapi tidak memiliki
gunung api. Sebagian besar permukaannya tertutup oleh endapan laut.
->LAUT DALAM BAGIAN BELAKANG (Backdeep)
@Backdeep Nusatenggara adalah :
>laut Bali dan laut Flores
>laut Bali membentang dari utara Bali dan Lombok (-1.500 m)
>Laut Flores terdiri dari 3 bagian. Bagian barat laut berupa dataran
dangkal yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi & paparan Sunda.
Bagian tengah berupa segitiga basin. Bagian timur berupa punggung²
& lembah dasr laut.
Busur Dalam (vulkanik)meliputi pulau-pulau sbb:
-Bali
-Lombok
-Sumbawa
-Komodo
-Rinca
-Flores
-Adorners
-Solor
-Lamblen
-Pantar
-Alor
-Kambing
-Wetar
-Roma
Sabuk Interdeep meliputi pulau2 sbb:
-Sumba
-Kisar
Busur luar non vulkanik
-Dana
-Raijua
-Sawu
-Rote
-Semau
-Timor
Kuliah GRI-1
Pembahasan Rupa Bumi Indonesia dapat di kelompokkan pembahasannya pada:
I.Area (Tanah) Sunda:
1. Landas Sunda
2. Pulau² diatas landas Sunda
3. Semenanjung Malaya
4. Kalimantan, Jawa dan Sumatera
II.Sistem Peg. Sirkum Sunda
1. Maluku Utara
2. Maluku Selatan
3. Sulawesi
4. Nusatenggara
5. Jawa
6. Sumatera + pulau² di sebelah baratnya
7. Filipina
8. Andaman
III.Sistem Peg. Sirkum Australia
1. Papua barat + Papua new guinea
2. P. Chrismast
IV.Area Sahul
1. Landas Sahul
2. Kep. Aru
I. AREA/TANAH SUNDA
1. Landas/paparan Sunda:
Adalah dasar perairan laut meliputi: Sel. Malaka, L. Jawa, Bagian
barat daya selat Makasar, bagian barat daya L. Cina Selatan,
Teluk Thailand
2. Pulau² diatas landas Sunda
Keseluruhan pulau² di paparan Sunda dan pematang didasarnya,
dinamakan sistem pegunungan Anambas, meliputi:
2.1. Kep. Natuna (1.875 km²):
P. Natuna Besar, P. Sugi Besar, P. Serasan, P. Midai, P.
Panjang, P. Sejak
2.2. Kep. Anambas & Kep Tambelan
Kep. Anambas: P. Terempa, P. Matak, P. Letung, P.
Sianten & P. Kelabu
Kep. Tambelan: P. Tambelan, P. Benua, Kepayang,
2.3. Kep. Riau:
P. Bintan, P. Batam, P. Galang, P. Rempang, P. Bulan
2.4. Kep. Lingga:
P. Lingga, P. Sebangka, P. Singkep, P. Bakung, P.
Tamiyang
2.5. Kep. Karimunjawa:
P. Kemujan, P. Parang, P. Bawean (tertua di paparan
Sunda)
Menurut Molengraf & Weber (1919), berdasarkan hasil ekspedisi Siboga paparan
Sunda adalah dataran (peneplain) yang tergenang setelah kala Plistosen/sejak
pasca glasial, bersamaan dengan naiknya permukaan laut. Hal ini Buktinya:
1. S. Sunda Barat (induk dari sungai di bagian timur sumatera)
2. S. Sunda Utara (induk sungai Jambi, Sumsel, Kalimantan bagian barat)
3. Sungai Sunda Timur (induk sungai Kalimantan bagian selatan, utara Jawa &
Lampung
SUMATERA
*Luas ± 435.000 km² bentuk memanjang dari barat laut ke tenggara (1.650 km). Terdapt 2 teluk (yg menjorok ke daratan) sejauh 50 km, yaitu teluk Lampung & teluk Semangka.
*Bentuk permukaan P. Sumatera terdiri dari 3 bagian besar: (1). Bukit Barian, (2) Dataran rendah di bagian timur, (3) Jalur perbukitan (kaki timur bukit barisan).
Lebar zone Semangko 5-15 km, yaitu sesar yang terdapat di sepanjang bukit barisan (lebar terbesarnya 100 km)
*Lebar dataran rendah berkisar 30 km (di utara) dan 150 km (di selatan)
*Jalur perbukitan (kaki gunung bukit barisan) adalah bekas cekungan yg tertimbun oleh endapan tebal, yg kemudian terangkat oleh tenaga endogen. Jalur ini banyak terdapat minyak bumi seperti: S Komering, S. Bila dan antara S. Besitang-Krueng Meureudu.
*Bukit Barisan adalah hulu sungai² yg mengalir ke bagian barat dan timur
JAWA dan MADURA
*Luas ± 127.000 km², panjang ±1000 km, lebar terbesar ±175 km, puncak tertinggi ± 3500 m. Luas P. Madura ± 4.382 km², panjang ± 150 km dan lebar ± 38 km, puncak tertinggi 470 m.
*Berdasarkan lebarnya, Jawa dibagi atas bentangan:
◙antara selat Sunda dan garis Cirebon-Cilacap
◙antara grs Cirebon-Cilacap & Semarang-Yogya
◙antara grs Smg-Yk & grs Sby-Malang-P.Sempu
◙antara grs Sby-Malang-P.Sempu dan selat Bali (termasuk P. Bali)
*Berdasarkan bentuk permukaan, dibagi atas dataran rendah alluvial di utara dan pegunungan di selatan
*Dataran alluvial menghubungkan Jawa & G. Muria (1.602), yg pada kala holosen (pasca glasial) masih terpisah oleh selat.
*Dataran alluvial berubah jadi perbukitan rembang, mulai dari lembah tengah kali Serang-dataran alluvial hilir bengawan Solo
*Di sepanjang selatan dat. Alluvial & perbukitan rembang terbentuk perbukitan. Di bagian barat disebut zone Bogor: membujur dari Jasinga (hulu Ci Ujung)-Bogor (hulu Ci Liwung)-Purwakarta (aliran tengah Ci Tarum),Subang-Sumedang (hulu Ci Punagara), Majalengka (aliran tengah Ci manuk, Kuningan & Bumiayu (hulu kali Pemali)
*Lanjutan Zone Bogor adalah Peg. Serayu Utara, bermula dari hulu kali Pemali melalui jalur G. Slamet (3.428)-G. Ungaran (2.050 m) sebelah selatan Semarang dan merupakan hulu kali Bayatan.
*Di sepanjang selatan zone Bogor-Peg. Serayu utara-Perbukitan Kendeng adalah retakan sepert zone semangko (di Sumatera). Di bagian barat disebut zone Bandung: tel. Pelabuhan Ratu-lembah Ci Mandiri-(Sukabumi dan Dat. Tinggi Sukabumi) –Dt Cianjur-Bandung-Garut-lembah hulu Ci Tanduy (Tasik Malaya)-Rawa Lakbok
*Akhir zone Bandung, pecah dua oleh bagian barat Peg. Serayu Selatan. Bagian utara zone Bandung berlanjut ke zone Serayu yakni ‘lembah antara Peg. Serayu Utara dan Serayu Selatan. Cabang selatan berlanjut ke dataran pantai di selatan Peg. Serayu Selatan.
*Ujung timur Peg. Serayu Selatan adalah Peg. Progo (1.022 m)
*Di Lembah Kali Progo, zone Serayu dan dataran pantai selatan bergabung dan merupakan pangkal zone Solo (daerah gunung berapi).
*Sejenis dengan zone Solo ini adalah zone Randu blatung yang berada antara perbukitan rembang dan perbukitan Kendeng. Dari Purwodadi-Bojonegoro-Wonokromo (tidak ada gunung berapi).
*Disepanjang selatan zone Bandung-zone Solo adalah Peg. Selatan
*Peg. Selatan: Tl. Pelabuhan Ratu-Nusakambangan- dasar laut Peg. Sewu-Nusa Berung-Blambangan
*Peg. Selatan (di bag. barat): Jampang-Pengalengan-Karang Nunggal. Di Bag Timur: Kali Opak-Pacitan adalah Peg. Sewu. Selanjutnya terputus-putus oleh Dat. Rendah Lumajang dan Rogojampi. Sisanya adalah Nusa Berung-Blambangan.
KALIMANTAN
*Luas ± 736.000 km² adalah pulau terbesar di Asia Tenggara. Ada 3 negara yang memiliki Indonesia (di selatan) dan Malaysia dan Brunei (di utara).
*Sebagian besar tingginya < 1500 m. Pegunungan utamanya dari peg. Kinibalu (Malaysia) di timur laut-Peg. Iban (batas Indonesia-Malaysia)- Peg Muller dan Peg. Schwaner (di barat daya)
*Dari pegunungan utamanya, bercabang: ke barat: peg. Kapuas Hulu dan Kapuas Hilir. Ke timur: semenanjung Mangkalihat dan ranting² lain di Kal Tim yang merupakan hulu sungai Mahakam, Berau, Kayan dan Sesayap. Ke tenggara dan selatan: berupa Peg. Meratus (G. Besar: 1.892 m)
*Secara geologis, Kalimantan terbagi dua yaitu: Bagian Tanah Sunda dan Bagian Sistem Peg. Sirkum Sunda
*Termasuk tanah Sunda: bentangan segi tiga tanjung Datuk-Tanjung sambar-Peg Muller- Dataran Tinggi Madi-Kompleks Niyut.
*Di sisi barat laut tanah sunda ini adalah Peg. lipatan tua (1000-2000 m) yakni Peg. Kapuas dan Peg. Iban.
*Sisi timur, tertimbun oleh ribuan meter endapan dan muncul lagi sebagai P. laut dan P. Sebuku
*Bagian Filipina adalah Peg. Kinibalu dan Peg. di kedua sisi teluk Darvel. Batas selatannya adalah jalur basin Sulawesi ke labuan di Sabah.
*Tiga sungai besar di Kalimantan: S. Kapuas (1.143 km terpanjang di Indonesia) berhulu di G. Cemaru.Hulunya adalah Semitau dan Putissibau. S. Barito (900 km) berhulu di Peg. Muller dan mengalir melalui Muara Teweh ke basin Barito dan bermuara ke Laut Jawa. SisiTimur basin Barito adalah Peg. Meratus. S. Mahakam (775 km) berhulu di G. Cemaru. Mengalir melintasi Batuayan (1.652 m), kemudian memasuki basin kutai yang penuh danau rawa.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)