Rudi Iskandar
Blog ini saya buat untuk sharing bagi siapa saja yang memerlukan. Semoga bermanfaat
Senin, 02 Maret 2015
KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA
KONTRIBUSI
GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA[1]
Oleh:
Rudi Iskandar[2]
Email: rudiiskandar@hotmail.com
PENDAHULUAN
Geografi sebagai disiplin akademis yang
memiliki potensi terapan untuk menambah pemahaman mengenai dunia dan isinya. Menurut Haris (2012) Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala
aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan
pembangunan yang ada dipermukaan bumi. Hasil kajian geografi ini diarahkan
untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan
pembangunan.
Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan
mendorong peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ilmu geografi
perlu dikembangkan melalui proses pendidikan.
Dalam rangka mengenalkan wilayah dan potensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kajian materi geografi pada perlu dilengkapi dengan contoh dan kasus yang terjadi di
tanah air. Tulisan ini berusaha untuk menjawab:
Apakah
setelah seseorang mempelajari geografi tentang Indonesia dapat membentuk
karakternya sebagai waga Negara yang baik ? seperti memupuk sikap dan perilaku
cinta tanah air ? atau kemudian seseorang menjadi bangga sebagai bangsa
Indonesia ? yang selanjutnya mereka menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945.
POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
Ada pepatah melayu yang cukup
terkenal: “Tak kenal maka tak sayang”, adalah menunjukkan seseorang perlu
mengetahui sesuatiu itu, sebelum muncul rasa cintanya. Ini juga menjadi
salah satu tanda perlunya
kita membangun rasa cinta tanah air, dengan cara mengenalkan seluruh
potensi NKRI dan kendalanya. Upaya mengenal tanah air kita dapat dilakukan dengan cara
membelajarkan Geografi
Indonesia. Oleh sebab itu ini merupakan alasan penting kenapa harapan Geografi
Indonesia diwajibkan pada setiap pengetahuan individu bangsa sekurang-kurangnya di sekolah
menengah.
Begitu juga dalam filosofi Jawa: “Sedumuk Bathuk Sanyaribumi”,
merupakan salah satu ungkapan dan pesan moral bagi setiap individu
bangsa yang artinya “walau hanya sejengkal ujung jari, bumi/tanah
milik (negeri) kita, harus tetap kita pertahankan”. Sebuah makna bagi
setiap individu untuk terus menjaga kedaulatan NKRI. Geografi dapat menjadi salah satu garda terdepan dalam
membentuk karakter rasa cinta Tanah Air.
Dari segi geografis, negeri kita ini memiliki wilayah laut terluas
(5,8 juta km2) dan jumlah pulau terbanyak (17.504 pulau). Panjang
kepulauan Indonesia dari ujung
barat ke ujung timur sama dengan
jarak Dublin, Irlandia hingga Moskow, Rusia . Panjang pantainya mencakup 81.000
km dan merupakan panjang pantai kedua di dunia setelah Canada, namun merupakan
pantai tropis terpanjang di dunia. Bahkan, lautan Indonesiapun luasnya lebih
besar daripada daratan Indonesia sendiri.
Beberapa aspek yang menjadi materi utama dalam pengembangan NKRI
antara lain bahwa negara kita merupakan:
þNegara Kepulauan (Archipelago): Negara
indonesia memiliki dari 17.054 gugusan
pulau baik yang merupakan pulau-pulau utama sampai dengan pulau-pulau kecil
yang tersebar merata disegala penjuru tanah air. Oleh sebab itu sebutan sebagai
negara Archipelago layak disandang
oleh Indonesia. Dan untuk dapat tetap menjaga keberlangsungan kehidupan di
Negara Kesatuan ini maka ilmu Geografi yang diimplementasikan melalui
pendidikan di Indonesia menjadi sangat
penting dalam memahami berbagai potensi dari setiap kepulauan tersebut.
þNegara Tropis: Indonesia berada di Jalur
Khatulistiwa menjadikan iklim di negara kita ini merupakan Iklim Tropis, dengan
2 (dua) musim utama yaitu penghujan dan musim kemarau. Hal ini yang menjadikan
negara Indonesia kaya akan sumberdaya pertanian dan kelautan. Oleh sebab itu
untuk mata pelajaran geografi sangat penting dalam perannya memahami berbagai
macam pengaruh Iklim Tropis di Negara Indonesia terhadap berbagai macam potensi
yang dapat dimanfaatkan demi pembangunan bangsa.
þMultiekosistem : Keberadaan Iklim Tropis diatas juga
mempengaruhi keberadaan keberagaman ekosistem di Negara ini. Ekosistem daratan
dan juga ekosistem lautan menjadi sangat potensial dan dapat berpengaruh
terhadap pembangunan di berbagai sektor. Selain itu keberadaan biodiversity menjadikan Indonesia sangat
sesuai dan menjadi rujukan sampai saat ini terhadap berbagai macam aktivitas
penelitian, pelestarian, serta aktivitas ekoturisme atau dengan kata lain
pariwisata yang berbasis ekosistem atau lingkungan hidup di dunia. Beberapa
ekosistem yang dimiliki Indonesia antara lain: Ekosistem Pantai, Ekosistem
Gunungapi, Ekosistem Dataran Aluvial /Rawa, Ekosistem Pegunungan, Ekosistem
Karst/ Batugamping, Ekosistem Daerah Aliran Sungai, Ekosistem Danau, Ekosistem
Hutan, Ekosistem Lahan Basah/Kering.
Sebagai contoh potensi ekosistem di
Indonesia: Indonesia memiliki keanekaragaman berupa
flora dan fauna, lebih banyak jumlah speciesnya dibandingkan dengan benua
Afrika. Sepuluh persen (10%) dari seluruh spesies tumbuhan berbunga ada di
Indonesia (+/- 27.500 spesies ada di Indonesia), 12% jenis mamalia di dunia,
16% jenis reptilia dan amphibia di dunia (+/- 1.539 spesies), 25% jenis ikan di
dunia dan 17% jenis burung di dunia. Diantara spesies tersebut terdapat 430
spesies burung dan 200 mamalia yang tidak terdapat di tempat lain dan hanya ada
di Indonesia misalnya orangutan, biawak komodo, harimau sumatera, badak jawa,
badak sumatera dan beberapa jenis burung (birds
of paradise). (Sumber : BAPPENAS. Biodiversity Action Plan for Indonesia,
1993 & World Conservation Monitoring Committee, 1994). Dengan tingkat kerusakan sumberdaya
dan lingkungan selama 20 tahun terakhir ini, dipastikan kondisi jauh berkurang.
Indonesia
memiliki Kawasan hutan yang sangat luas (120,35 juta Ha) pada tahun 1990-an, setara
dengan luas 4 negara besar di Eropa (Inggris, Jerman, Perancis dan
Finlandia).Keanekaragaman fauna di Indonesia sangat tinggi ini didukung dengan
keadaan tanah, letak geografi serta keadaan iklim. Hal ini ditambah dengan
keanekaragaman tumbuh-tumbuhannya sebagai habitat satwa. Hutan hujan tropika di
Indonesia terdiri dari banyak pohon. Lebih kurang 4000 jenis yang tumbuh pada
berbagai formasi hutan dan tipe hutan telah diketahui dan sekitar 400 jenis
pohon telah diketahui nilai komersial kayunya. Potensi hutan rakyat yang
dimiliki sebanyak 262.929.193 batang atau setara dengan 65.732.298 m3 (rata-rata
per batang/pohon mempunyai volume 0,25 m3), yang terdiri dari jenis
pohon jati, sengon, mahoni, bambu, akasia, pinus, dan sonokeling. Jumlah pohon
yang siap ditebang sebanyak 74.806.038 batang atau 18.701.509 m3.
þMultihazard : Keberadaan keanekaragaman ekosistem
dan juga berbagai macam potensi sumberdaya alam yang ada di Indonesia juga
memunculkan berbagai macam ancaman. salah satunya yakni berbagai macam bencana
baik bersifat tekntonik maupun bersifat klimatologi. Hal ini yang kemudian
menjadikan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama bagi para peneliti dari
luar negeri untuk datang untuk mempelajari berbagai macam fenomena bencana di
negara kita ini, sehingga layak Indonesia disebut sebagai Laboratorium Bencana
di Dunia.
þMultikultural : Selain potensi sumberdaya alam,
Indonesia juga memiliki potensi sumberdaya kultural atau budaya yang sangat
beragam. Berbagai macam suku, ras, dan agama tersebar di negara kita ini. Akan
tetapi semua tetap menjadi satu dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Oleh sebab
itu pendidikan geografi untuk setiap individu bangsa sangat diharapkan dalam
memahami persebaran potensi budaya di setiap penjuru tanah air.
þMultiresources : Disisi lain adanya berbagai macam
bencana di Indonesia ini membawa keberuntungan tentang potensi sumberdaya alam.
Keberadaan aktivitas tekntonik seperti pertemuan lempeng di beberapa benua,
menyebabkan terciptanya Gunung Api yang menjadi salah satu potensi energi untuk
kehidupan. Selain itu berbagai macam aktivitas tektonik tersebut juga
menjadikan potensi sumberdaya pertambangan baik minyak dan gas, sampai dengan
berbagai macam sumberdaya mineral lain, tersebar di berbagai penjuru tanah air.
Oleh sebab itu pengetahuan tentang Geograf Indonesia dalam memahami potensi
seperti ini sangat diperlukan oleh setiap individu bangsa.
þMultiregion: Bentuk Negara Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dan juga persebaran ekosistem yang beragam menjadikan
Indonesia dapat digolongkan sebagai Negara dengan Multiregion. Setiap wilayah
di penjuru Tanah Air ini memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Oleh sebab
itu dengan pengetahuan Geograf Indonesia diharapkan akan dapat memunculkan jiwa
pengelolaan terhadap setiap karakteristik wilayah dengan efektif dan efisien.
Potensi lain yang menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumberdaya:
“Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai kekayaan alam, bisa dilihat dari
berbagai segi kehidupan dan peradaban. Kekayaan alam Indonesia melimpah ruah di
sepanjang pulau dan provinsi. Kekayaan hayati Indonesia seperti hutan, luasnya
yang tersisa menurut Bank Dunia sekitar 94.432.000 ha pada tahun 2010. Sekitar
31,065,846 ha di antaranya adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Untuk mempertahankan agar lestari dengan siklus 20 tahun, maka setiap tahun
cukup 5 persen tanamannya yang diambil. Dengan begitu nilai ekonomis hutan
Indonesia bisa sangat tinggi tiap tahunnya. Namun, tentu ini tidak mudah karena
saat ini lebih dari separuh hutan Indonesia telah rusak oleh illegal logging.
Harga kayu yang legal pun telah dimainkan oleh oknum-oknum tidak
bertanggungjawab dengan transfer pricing untuk menghemat pajak.
Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang besar. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² dengan panjang garis pantai 81.000 km. Sekitar 7% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berasal dari Indonesia. Kurang lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut dengan potensi produksi sekitar 47 juta ton/tahun. Kawasan pesisir yang sesuai untuk usaha budidaya tambak diperkirakan lebih dari 1 juta ha dengan potensi produksi sekitar 4 juta ton/tahun. Menurut Rokhmin Dahuri, nilai potensi lestari laut Indonesia baik hayati, non-hayati maupun wisata besarnya sekitar US$ 82 Miliar atau sekitar Rp. 738 Triliun. Pada Tahun 2010 nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp 61,24 triliun lebih rendah dari target nilai produksi tahun 2010 sebesar Rp 87,275 triliun.
Di samping itu Indonesia juga memiliki kekayaan tambang yang cukup besar. Berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumberdaya tambang, dengan potensi dan produksi sebagai berikut: walaupun cadangan batubara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, produksinya menempati posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Indonesia juga menduduki peringkat ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4,3 miliar barel yang terbukti dan 3,7 miliar barel potensial. Selain itu Indonesia termasuk peringkat ke-13 negara dengan cadangan gas alam. Indonesia menduduki 13 terbesar dunia sebesar 92,9 triliun kaki kubik. Produksinya menduduki peringkat ke-8 dengan tingkat produksi sebesar 7,2 triliun kaki kubik dan menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29,6 bcf.
Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang besar. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² dengan panjang garis pantai 81.000 km. Sekitar 7% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berasal dari Indonesia. Kurang lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut dengan potensi produksi sekitar 47 juta ton/tahun. Kawasan pesisir yang sesuai untuk usaha budidaya tambak diperkirakan lebih dari 1 juta ha dengan potensi produksi sekitar 4 juta ton/tahun. Menurut Rokhmin Dahuri, nilai potensi lestari laut Indonesia baik hayati, non-hayati maupun wisata besarnya sekitar US$ 82 Miliar atau sekitar Rp. 738 Triliun. Pada Tahun 2010 nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp 61,24 triliun lebih rendah dari target nilai produksi tahun 2010 sebesar Rp 87,275 triliun.
Di samping itu Indonesia juga memiliki kekayaan tambang yang cukup besar. Berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumberdaya tambang, dengan potensi dan produksi sebagai berikut: walaupun cadangan batubara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, produksinya menempati posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Indonesia juga menduduki peringkat ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4,3 miliar barel yang terbukti dan 3,7 miliar barel potensial. Selain itu Indonesia termasuk peringkat ke-13 negara dengan cadangan gas alam. Indonesia menduduki 13 terbesar dunia sebesar 92,9 triliun kaki kubik. Produksinya menduduki peringkat ke-8 dengan tingkat produksi sebesar 7,2 triliun kaki kubik dan menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29,6 bcf.
Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia dan
menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia dengan
produksi menduduki peringkat ke-6 di dunia sekitar 6,7%. Peringkat ke-5 untuk
cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia dan
peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia.
Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. Produksinya menduduki
peringkat ke-2 sebesar 10,4% dari produksi dunia. Peringkat ke-8 cadangan nikel
dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia), dengan
produksi menduduki peringkat ke-4 dunia sebesar 8,6%.
Dari bidang energi, lndonesia memiliki beragam sumber daya energi baik yang tidak bisa diperbarui seperti minyak bumi, gas, dan batubara, maupun yang bisa terus diperbarui seperti energi panas bumi. Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada di dunia dikuasai Indonesia. Itu hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Di bidang pertambangan, terutama emas seperti yang dikelola PT Freeport atau PT Newmont kita lakukan melalui perhitungan dengan taksiran dari setoran pajak mereka. Ini bila kita percaya kebenaran nilai pajak PT Freeport yang Rp 6 triliun pertahun, dan ini baru 20 persen dari nett profit—itu artinya nett profit-nya adalah Rp 30 triliun pertahun. Sumber lain menyebut produksi emas di Freeport adalah sekitar 200 ton emas murni per hari. Dengan demikian secara kasar—bersama perusahaan tambang mineral logam lainnya, yakni emas/Newmont juga timah, bauksit, besin juga kapur, pasir, dan lain-lain—nett profit sektor pertambangan adalah minimal Rp 50 triliun/tahun.
Sumber: http://forum.kompas.com/nasional/301171-daftar-kekayaan-indonesia-2-a.html
Dari bidang energi, lndonesia memiliki beragam sumber daya energi baik yang tidak bisa diperbarui seperti minyak bumi, gas, dan batubara, maupun yang bisa terus diperbarui seperti energi panas bumi. Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada di dunia dikuasai Indonesia. Itu hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Di bidang pertambangan, terutama emas seperti yang dikelola PT Freeport atau PT Newmont kita lakukan melalui perhitungan dengan taksiran dari setoran pajak mereka. Ini bila kita percaya kebenaran nilai pajak PT Freeport yang Rp 6 triliun pertahun, dan ini baru 20 persen dari nett profit—itu artinya nett profit-nya adalah Rp 30 triliun pertahun. Sumber lain menyebut produksi emas di Freeport adalah sekitar 200 ton emas murni per hari. Dengan demikian secara kasar—bersama perusahaan tambang mineral logam lainnya, yakni emas/Newmont juga timah, bauksit, besin juga kapur, pasir, dan lain-lain—nett profit sektor pertambangan adalah minimal Rp 50 triliun/tahun.
Sumber: http://forum.kompas.com/nasional/301171-daftar-kekayaan-indonesia-2-a.html
Bagaimana membelajarkan kepada
masyarakat khususnya kepada peserta didik bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi
sumberdaya alam yang sedemikian melimpah ? Jawabnya sudah tentu adalah Geografi
Indonesia, tidak ada lagi. Sekali lagi (bukan apologi), pelajran Geografi
Indonesia adalah prioritas untuk menjadi mata pelajaran wajib di semua jurusan
di Sekolah Menengah.
Namun jika dalam kenyataannya kondisi
masyarakat di Indonesia tidak semakmur potensi yang dimilikinya, seperti yang ditunjukkan dengan angka kemiskinan di negeri ini masih tinggi. Masih banyak masyarakat yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Dengan kekayaan negara yang segitu besarnya, masyarakat
Indonesia tidak bisa menikmatinya. Kesejahteraan mereka masih jauh dari cukup.
Meskipun dalam Undang-Undang
disebutkan “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”, namun
nyatanya hal itu belum berjalan dengan baik. Kenyataan yang ada sekarang ini
adalah masih banyaknya rakyat yang merasa dirugikan atau kurang diperlakukan
dengan adil. Padahal seharusnya setiap rakyat memperoleh hak dalam hal ini
seperti kebutuhan air bersih, bahan bakar, dan sumber daya alam lainnya”.
Sudah tentu hal ini tidak bisa di
jawab hanya dengan Geografi Indonesia. Tetapi harus disiplin ilmu lain. Inilah
sebabnya saya memberi judul dalam tulisan ini “KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA
DALAM PENDIDIKAN BANGSA” , karena sumbangan Geografi Indonesia adalah penting
dalam pendidikan bangsa atau pembentukan karakter bangsa, tapi perlu juga
dilengkapi dengan disiplin lain seperti
Ekonomi, Politik, Sosiologi, dll.
Kerangka Pembelajaran Geografi Indonesia
Dalam
pengembangan kerangka pembelajaran geografi diperhatikan sejumlah faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi bentuk dari kerangka
pembelajaran geografi. Secara teori, Glaser membagi empat bagian kerangka
pembelajaran yang daripadanya setiap mata pelajaran menjadi berbeda satu dengan
yang lain. Empat bagian tersebut adalah aspek Instructional Objectives, Entering Behaviour, Instructional Procedures,
dan Performance Assesment
(Rusman, 2010). Instructional
Objectives yaitu tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Entering Behavior yaitu menggambarkan
tingkat dan potensi peserta didik sebelum instruksi dimulai. Instructional Prosedures yaitu prosedur
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang
akan disampaikan
kepada peserta didik. Prosedur ini meliputi penggunaan media pembelajaran,
model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode
pembelajaran yang berorientasi pada pengaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, dan Performance Assessment yaitu penilaian kinerja peserta didik
setelah proses pembelajaran.
Instructional Objectives dalam
pembelajaran geografi sebagaimana telah dijelaskan adalah agar peserta didik
memiliki pemahaman tentang pola spasial, lingkungan dan kewilayahan, serta
proses yang berkaitan dengan gejala geosfera dalam konteks nasional dan
global. Pada aspek keterampilannya, peserta didik diharapkan terampil
dalam memperoleh data dan informasi, menerapkan
pengetahuan geografi dalam kehidupan sehari-hari, dan mengomunikasikannya untuk
kepentingan kemajuan bangsa Indonesia. Pada aspek sikap dapat menampilkan perilaku peduli terhadap
lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki
toleransi terhadap keragaman budaya bangsa. Selan itu
sebagai warga negara diharapkan dapat menampilkan perilaku cinta tanah air,
bangga sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Bagaimana rincian dari tujuan pembelajaran geografi, kita dapat meninjaunya
pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran geografi seperti yang
telah diuraikan sebelumnya.
Entering Behaviour menggambarkan
tingkat perkembangan peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. Aspek entering behaviour antara lain
pengetahuan awal peserta didik sebelum pembelajaran, kemampuan intelektual,
motivasi, dan latar belakang sosial dan budayanya. Entering behaviour pada kerangka pembelajaran Geografi adalah anak
pada jenjang pendidikan menengah atas yaitu SMA/MA dengan karakteristik umum
telah memiliki kematangan psikologi yang telah mampu untuk memahami,
menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif. Dalam aspek motorik, peserta didik pada jenjang
SMA/MA telah mampu mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Instructional Procedures yang digunakan
dalam pembelajaran geografi adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu
menggunakan pendekatan saintifik atau proses
sains yang terdiri dari lima langkah utama yaitu:
- Mengamati, yaitu kegiatan belajar peserta didik secara
aktif untuk diperoleh pengalaman belajar dari lingkungannya melalui indera
penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati
suatu objek. Kegiatan mengamati dapat melalui observasi lingkungan,
mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca
buku, mendengar, menyimak, dan mencari berbagai informasi yang tersedia di
media masa dan jejaring internet.
- Menanya. Kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu
objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta
didik mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, atau kepada peserta
didik lainnya. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan.
Pertanyaannya harus dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk tetap
belajar aktif dan menyenangkan. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan
dan atau rumusan hipotesis.
- Mengeksperimen/Mengeksplorasi.
Kegiatan berupa
mengumpulkan data melalui
kegiatan uji coba dan mengeksplorasi lebih mendalam tentang sesuatu
masalah yang sedang dihadapi. Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan
cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji
coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Data
yang diperoleh memiliki sifat yang dapat dianalisis dan disimpulkan.
- Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik dalam
membandingkan data yang telah diperolehnya dengan teori yang ada sehingga
dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting.
Kegiatan mengasosiasi dapat berupa proses menganalisis data, membuat
kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, dan menyimpulkan dari
hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah skema
kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya.
- Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan
hasil temuannya setelah melewati proses mengamati, menanya, uji coba, dan
mengasosiasi sebagaimana telah dijelaskan di atas. Kegiatan
mengomunikasikan ditujukan kepada kepada orang lain baik secara lisan
maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat teknologi baik
konvensional maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Performance Assessments yaitu penilaian
kinerja adalah proses mengukur kinerja selama dan pada akhir pembelajaran. Pada
kurikulum 2013, aspek yang dinilai bukan hanya ranah kognitif dan keterampilan,
tetapi juga aspek sikap sosial dan aspek sikap spiritual. Dengan demikian,
pendekatan yang digunakannya adalah penilaian berbasis kelas.
Apabila digambarkan
akan tampak seperti ini:
Feedback
MELEK GEOGRAFI
/GEOLITERASI HINGGA CINTA TANAH AIR
Secara keilmuan ilmu geografi memiliki pendekatan, metode dan
teknik sebagaimana sebuah disiplin ilmu
umumnya (Abler, 1977). Salah satunya adalah metode analisis spasial. Geosophy atau geoliterasi atau yang sering
disebut dengan melek geografi pada hakikatnya adalah kemampuan seseorang dalam menganalisa keruangan karena geografi
mensintesis (menyatukan) pengetahuan dari berbagai bidang, integrasi informasi
untuk membentuk sebuah konsep seluruh bumi (Robert W. Christopherson, 2003).
Adapun
aspek-aspek yang diperlukan dalam analisa keruangan meliputi:
1) Location/lokasi
2) Region/wilayah
3) Human-earth relationship/Hubungan manusia-bumi.
4) Place/Tempat
5) Movement/Gerakan
1) Location/lokasi
2) Region/wilayah
3) Human-earth relationship/Hubungan manusia-bumi.
4) Place/Tempat
5) Movement/Gerakan
Menurut
Canada Geoscience Education Network
(CGEN) bahwa geoliterasi (melek geografi) adalah prosedur dalam meningkatkan sinergi antara program yang ada,
bukan tentang membuat yang baru.
Jika kita implementasikan dengan
kondisi di Indonesia, maka langkah yang penting kita lakukan adalah
memaksimalkan pemahaman perserta didik terhadap ilmu geografi yang sesuai
dengan jenjang pendidikan. Adapun Kompetensi (kompetensi inti dan kompetensi
dasar) yang harus dikuasai sudah tercantum dalam kurikulum 2013. Dengan demikian, pada level sekolah menengah,
untuk meningkatkan geoliterasi/melek geografi
pada peserta didik adalah dengan cara mengoptimalkan proses pembelajaran
di sekolah. Karena peserta didik yang
sudah melek geografi maka diduga akan memliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia,
selanjutnya akan mempertahankan kedaulatan NKRI sampai mati.
MISI
GEOGRAFI INDONESIA UNTUK MEMAKSIMALKAN MELEK GEOGRAFI TENTANG NKRI
1.
IPS di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
tetap bernuansa geografi
2.
Memperkaya materi geografi di Sekolah Menengah Atas
(SMA) dengan sekurang-kurangnya ada empat hal :
a.
Lingkungan
Hidup
b.
Kebencanaan
c.
Memperkenalkan
wilayah dan potensi NKRI
d.
Cinta
Tanah Air
3.
Kepada rekan-rekan guru Geografi, kita perlu kembali
kepada khitah perjuangan kita:
a. Mengajar
geografi adalah perjuangan mempertahankan NKRI dan tentu bernilai ibadah! (Cinta tanah
air adalah sebagian dari iman).
b. Perlu lebih banyak waktu untuk
berdiskusi tentang prosedur pembelajaran “pendekatan sains” (dan
pendekatan lain yang dianggap sesuai) dan mengembangkan bahan ajar (karena pemerintah belum maksimal mampu
menyediakannya).
c. Aktif di MGMP Geografi dan
merangkul teman-teman guru geografi di Madrasah Aliyah.
4.
Selalu mengasah kemampuan teknis implementatif:
a. Sebaiknya mengidentifikasi
ragam sumber belajar dan lingkungan sekitar yang dapat mendukung pembelajaran
geografi
b. Memilih buku sumber yang
memiliki visi dan misi yang relevan dengan “ruh” Geografi.
c.
Sebelum
mengajar, niatkan ingin lebih banyak SISWA
AKTIF
dan kurangi niatan ingin ceramah. Dengan demikian, perlu dirancang tugas-tugas
yang menarik agar terarah mencapai kompetensi.
5.
Kepada teman-teman di LPTK:
a. Pemantapan materi mata kuliah
pembelajaran agar lebih relevan dengan tuntutan kurikulum 2013
b. Jika perlu ada REVISI kurikulum
di program studi sesuai kebutuhan
c.
Jalin
koordinasi dengan program studi geografi di Universitas atau PT lain.
6.
Kepada rekan-rekan Geografi:
a. Membuat
program dan Jadwalkan
pertemuan MGMP secara intensif serta lakukan kerjasama dengan PT setempat dalam penyediaan
nara sumber
b.
Koordinasi
dengan Dinas Pendidikan agar mereka memahami program kita. Banyak
kegiatan yang bisa diusulkan untuk dibiayai, seperti olimpiade geografi dll.
7.
Kepada teman teman penulis buku:
a. Pelajari dengan baik visi dan
misi kurikulum geografi 2013
b. Perbanyak fakta tentang
Indonesia (baik contoh, ilustrasi, maupun gambar)
c. Perbanyak panduan kerja siswa
agar mereka mudah mengerjakan tugas mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).
d.
Banyak
latihan soal dengan kualitas soal yang setara dengan Ujian Nasional
8.
Kepada adik-adik mahasiswa geografi (IMAHAGI):
a. Tingkatkan citra geografi
dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa SD, SMP, dan SMA
(olimpiade, kemah geografi, dan lainnya)
b.
Terus
“mengisukan” kepada Dinas Pendidikan setempat agar guru geografi di SMA
tidak mismatch
9.
Kepada organisasi profesi (IGI dan organisasi terkait)
a. Secara terus
menerus mem
perjuangan pada level pengambil kebijakan agar Geografi Indonesia menjadi
kelompok wajib disemua peminatan di sekolah menengah.
b.
Membantu perintah untuk menyediakan bahan dan sumber
belajar geografi, media dan alat bantu pembelajaran, dan memantau buku-buku
geografi yang diterbitkan agar tetap berkualitas.
KESIMPULAN
1.
Geografi Indonesia merupakan salah satu komponen dalam
membentuk karaktek bangsa yakni dengan memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air
kepada seluruh Warga Negara Indonesia.
2.
Membelajarkan Geografi Indonesia dapat menjadikan seseorang menjadi bangga sebagai bangsa
Indonesia dan
selanjutnya mereka menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD
1945.
3. Dalam memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa
Indonesia, dan selanjutnya menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945, perlu diimbangi oleh teladan pimpinan diberbagai level
(dari yang terendah hingga presiden) dan pemerintahan yang bersih dari korupsi,
transparan dan akuntabel dan bekerja sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
Rakyat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abler, Ronald (et.al). 1977. Spatial Organization, The Geographer's View of The World. London:
Prentice-Hall International.
BAPPENAS. Biodiversity
Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring
Committee, 1994
Ikatan
Geograf Indonesia. 2013. Naskah Telaah Akademis Mata pelajaran Geografi
Kurikulum di SMA pada Kurikulum 2013.
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction.
In M. Orey (Ed.), Emerging perspectives on
learning, teaching, and technology [Online].
Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm.
[17 Juni 2005].
Puskurbuk(Tim
Pengembang mata pelajaran Geografi SMA/MA). 2013. Panduan Pembelajaran Geografi
Pendekatan Saintifik. (tidak dipublikasi)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)