Senin, 02 Maret 2015

KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA

KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA[1]
Oleh: Rudi Iskandar[2]
Email: rudiiskandar@hotmail.com

PENDAHULUAN
Geografi sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk menambah pemahaman mengenai  dunia dan isinya.  Menurut Haris (2012) Geografi  adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada dipermukaan bumi. Hasil kajian geografi  ini diarahkan untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong  peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ilmu geografi perlu dikembangkan melalui proses pendidikan.
Dalam rangka mengenalkan wilayah dan potensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kajian materi geografi pada perlu dilengkapi dengan contoh dan kasus yang terjadi di tanah air. Tulisan ini berusaha untuk menjawab:
Apakah setelah seseorang mempelajari geografi tentang Indonesia dapat membentuk karakternya sebagai waga Negara yang baik ? seperti memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air ? atau kemudian seseorang menjadi bangga sebagai bangsa Indonesia ? yang selanjutnya mereka menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa  dan Negara Kesatuan Republik Indonesia  yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
Ada pepatah melayu yang cukup terkenal: Tak kenal maka tak sayang”, adalah menunjukkan seseorang perlu mengetahui sesuatiu itu, sebelum muncul rasa cintanya. Ini juga menjadi salah satu tanda perlunya kita  membangun rasa cinta tanah air, dengan cara mengenalkan seluruh potensi NKRI dan kendalanya. Upaya mengenal tanah air kita dapat dilakukan dengan cara membelajarkan Geografi Indonesia. Oleh sebab itu ini merupakan alasan penting kenapa harapan Geografi Indonesia diwajibkan pada setiap pengetahuan individu bangsa sekurang-kurangnya di sekolah menengah.
Begitu juga dalam filosofi Jawa: Sedumuk  Bathuk Sanyaribumi,  merupakan salah satu ungkapan dan pesan moral bagi setiap individu bangsa yang artinya “walau hanya sejengkal ujung jari, bumi/tanah milik (negeri) kita, harus tetap kita pertahankan”. Sebuah makna bagi setiap individu untuk terus menjaga kedaulatan NKRI. Geografi dapat  menjadi salah satu garda terdepan dalam membentuk karakter rasa cinta Tanah Air.
Dari segi  geografis, negeri kita ini memiliki wilayah laut terluas (5,8 juta km2) dan jumlah pulau terbanyak (17.504 pulau). Panjang kepulauan Indonesia dari ujung barat  ke ujung timur sama dengan jarak Dublin, Irlandia hingga Moskow, Rusia . Panjang pantainya mencakup 81.000 km dan merupakan panjang pantai kedua di dunia setelah Canada, namun merupakan pantai tropis terpanjang di dunia. Bahkan, lautan Indonesiapun luasnya lebih besar daripada daratan Indonesia sendiri.
Beberapa aspek  yang menjadi materi utama dalam pengembangan NKRI  antara lain bahwa negara kita merupakan:
þNegara Kepulauan (Archipelago): Negara indonesia memiliki  dari 17.054 gugusan pulau baik yang merupakan pulau-pulau utama sampai dengan pulau-pulau kecil yang tersebar merata disegala penjuru tanah air. Oleh sebab itu sebutan sebagai negara Archipelago layak disandang oleh Indonesia. Dan untuk dapat tetap menjaga keberlangsungan kehidupan di Negara Kesatuan ini maka ilmu Geografi yang diimplementasikan melalui pendidikan di  Indonesia menjadi sangat penting dalam memahami berbagai potensi dari setiap kepulauan tersebut.
þNegara Tropis: Indonesia berada di Jalur Khatulistiwa menjadikan iklim di negara kita ini merupakan Iklim Tropis, dengan 2 (dua) musim utama yaitu penghujan dan musim kemarau. Hal ini yang menjadikan negara Indonesia kaya akan sumberdaya pertanian dan kelautan. Oleh sebab itu untuk mata pelajaran geografi sangat penting dalam perannya memahami berbagai macam pengaruh Iklim Tropis di Negara Indonesia terhadap berbagai macam potensi yang dapat dimanfaatkan demi pembangunan bangsa.
þMultiekosistem : Keberadaan Iklim Tropis diatas juga mempengaruhi keberadaan keberagaman ekosistem di Negara ini. Ekosistem daratan dan juga ekosistem lautan menjadi sangat potensial dan dapat berpengaruh terhadap pembangunan di berbagai sektor. Selain itu keberadaan biodiversity menjadikan Indonesia sangat sesuai dan menjadi rujukan sampai saat ini terhadap berbagai macam aktivitas penelitian, pelestarian, serta aktivitas ekoturisme atau dengan kata lain pariwisata yang berbasis ekosistem atau lingkungan hidup di dunia. Beberapa ekosistem yang dimiliki Indonesia antara lain: Ekosistem Pantai, Ekosistem Gunungapi, Ekosistem Dataran Aluvial /Rawa, Ekosistem Pegunungan, Ekosistem Karst/ Batugamping, Ekosistem Daerah Aliran Sungai, Ekosistem Danau, Ekosistem Hutan, Ekosistem Lahan Basah/Kering.
Sebagai contoh potensi ekosistem di Indonesia: Indonesia memiliki keanekaragaman berupa flora dan fauna, lebih banyak jumlah speciesnya dibandingkan dengan benua Afrika. Sepuluh persen (10%) dari seluruh spesies tumbuhan berbunga ada di Indonesia (+/- 27.500 spesies ada di Indonesia), 12% jenis mamalia di dunia, 16% jenis reptilia dan amphibia di dunia (+/- 1.539 spesies), 25% jenis ikan di dunia dan 17% jenis burung di dunia. Diantara spesies tersebut terdapat 430 spesies burung dan 200 mamalia yang tidak terdapat di tempat lain dan hanya ada di Indonesia misalnya orangutan, biawak komodo, harimau sumatera, badak jawa, badak sumatera dan beberapa jenis burung (birds of paradise). (Sumber : BAPPENAS. Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring Committee, 1994). Dengan tingkat kerusakan sumberdaya dan lingkungan selama 20 tahun terakhir ini, dipastikan kondisi jauh berkurang.
Indonesia memiliki Kawasan hutan yang sangat luas (120,35 juta Ha) pada tahun 1990-an, setara dengan luas 4 negara besar di Eropa (Inggris, Jerman, Perancis dan Finlandia).Keanekaragaman fauna di Indonesia sangat tinggi ini didukung dengan keadaan tanah, letak geografi serta keadaan iklim. Hal ini ditambah dengan keanekaragaman tumbuh-tumbuhannya sebagai habitat satwa. Hutan hujan tropika di Indonesia terdiri dari banyak pohon. Lebih kurang 4000 jenis yang tumbuh pada berbagai formasi hutan dan tipe hutan telah diketahui dan sekitar 400 jenis pohon telah diketahui nilai komersial kayunya. Potensi hutan rakyat yang dimiliki sebanyak 262.929.193 batang atau setara dengan 65.732.298 m3 (rata-rata per batang/pohon mempunyai volume 0,25 m3), yang terdiri dari jenis pohon jati, sengon, mahoni, bambu, akasia, pinus, dan sonokeling. Jumlah pohon yang siap ditebang sebanyak 74.806.038 batang atau 18.701.509 m3.
þMultihazard : Keberadaan keanekaragaman ekosistem dan juga berbagai macam potensi sumberdaya alam yang ada di Indonesia juga memunculkan berbagai macam ancaman. salah satunya yakni berbagai macam bencana baik bersifat tekntonik maupun bersifat klimatologi. Hal ini yang kemudian menjadikan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama bagi para peneliti dari luar negeri untuk datang untuk mempelajari berbagai macam fenomena bencana di negara kita ini, sehingga layak Indonesia disebut sebagai Laboratorium Bencana di Dunia.
þMultikultural : Selain potensi sumberdaya alam, Indonesia juga memiliki potensi sumberdaya kultural atau budaya yang sangat beragam. Berbagai macam suku, ras, dan agama tersebar di negara kita ini. Akan tetapi semua tetap menjadi satu dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Oleh sebab itu pendidikan geografi untuk setiap individu bangsa sangat diharapkan dalam memahami persebaran potensi budaya di setiap penjuru tanah air.
þMultiresources : Disisi lain adanya berbagai macam bencana di Indonesia ini membawa keberuntungan tentang potensi sumberdaya alam. Keberadaan aktivitas tekntonik seperti pertemuan lempeng di beberapa benua, menyebabkan terciptanya Gunung Api yang menjadi salah satu potensi energi untuk kehidupan. Selain itu berbagai macam aktivitas tektonik tersebut juga menjadikan potensi sumberdaya pertambangan baik minyak dan gas, sampai dengan berbagai macam sumberdaya mineral lain, tersebar di berbagai penjuru tanah air. Oleh sebab itu pengetahuan tentang Geograf Indonesia dalam memahami potensi seperti ini sangat diperlukan oleh setiap individu bangsa.
þMultiregion: Bentuk Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan juga persebaran ekosistem yang beragam menjadikan Indonesia dapat digolongkan sebagai Negara dengan Multiregion. Setiap wilayah di penjuru Tanah Air ini memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Oleh sebab itu dengan pengetahuan Geograf Indonesia diharapkan akan dapat memunculkan jiwa pengelolaan terhadap setiap karakteristik wilayah dengan efektif dan efisien.
Potensi lain yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumberdaya:
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai kekayaan alam, bisa dilihat dari berbagai segi kehidupan dan peradaban. Kekayaan alam Indonesia melimpah ruah di sepanjang pulau dan provinsi. Kekayaan hayati Indonesia seperti hutan, luasnya yang tersisa menurut Bank Dunia sekitar 94.432.000 ha pada tahun 2010. Sekitar 31,065,846 ha di antaranya adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk mempertahankan agar lestari dengan siklus 20 tahun, maka setiap tahun cukup 5 persen tanamannya yang diambil. Dengan begitu nilai ekonomis hutan Indonesia bisa sangat tinggi tiap tahunnya. Namun, tentu ini tidak mudah karena saat ini lebih dari separuh hutan Indonesia telah rusak oleh illegal logging. Harga kayu yang legal pun telah dimainkan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab dengan transfer pricing untuk menghemat pajak.
Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang besar. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² dengan panjang garis pantai 81.000 km. Sekitar 7% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berasal dari Indonesia. Kurang lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut dengan potensi produksi sekitar 47 juta ton/tahun. Kawasan pesisir yang sesuai untuk usaha budidaya tambak diperkirakan lebih dari 1 juta ha dengan potensi produksi sekitar 4 juta ton/tahun. Menurut Rokhmin Dahuri, nilai potensi lestari laut Indonesia baik hayati, non-hayati maupun wisata besarnya sekitar US$ 82 Miliar atau sekitar Rp. 738 Triliun. Pada Tahun 2010 nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp 61,24 triliun lebih rendah dari target nilai produksi tahun 2010 sebesar Rp 87,275 triliun.

Di samping itu Indonesia juga memiliki kekayaan tambang yang cukup besar. Berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumberdaya tambang, dengan potensi dan produksi sebagai berikut: walaupun cadangan batubara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, produksinya menempati posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Indonesia juga menduduki peringkat ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4,3 miliar barel yang terbukti dan 3,7 miliar barel potensial. Selain itu Indonesia termasuk peringkat ke-13 negara dengan cadangan gas alam. Indonesia menduduki 13 terbesar dunia sebesar 92,9 triliun kaki kubik. Produksinya menduduki peringkat ke-8 dengan tingkat produksi sebesar 7,2 triliun kaki kubik dan menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pengekspor
 LNG terbesar sebesar 29,6 bcf.
Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia dan menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia dengan produksi menduduki peringkat ke-6 di dunia sekitar 6,7%. Peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia dan peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia. Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. Produksinya menduduki peringkat ke-2 sebesar 10,4% dari produksi dunia. Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia), dengan produksi menduduki peringkat ke-4 dunia sebesar 8,6%.
Dari bidang energi, lndonesia memiliki beragam sumber daya energi baik yang tidak bisa diperbarui seperti minyak bumi, gas, dan batubara, maupun yang bisa terus diperbarui seperti energi panas bumi. Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada di dunia dikuasai Indonesia. Itu hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Di bidang pertambangan, terutama emas seperti yang dikelola PT Freeport atau PT Newmont kita lakukan melalui perhitungan dengan taksiran dari setoran pajak mereka. Ini bila kita percaya kebenaran nilai pajak PT Freeport yang Rp 6 triliun pertahun, dan ini baru 20 persen dari nett profit—itu artinya nett profit-nya adalah Rp 30 triliun pertahun. Sumber lain menyebut produksi emas di Freeport adalah sekitar 200 ton emas murni per hari. Dengan demikian secara kasar—bersama perusahaan tambang mineral logam lainnya, yakni emas/Newmont juga timah, bauksit, besin juga kapur, pasir, dan lain-lain—nett profit sektor pertambangan adalah minimal Rp 50 triliun
/tahun.
Sumber: http://forum.kompas.com/nasional/301171-daftar-kekayaan-indonesia-2-a.html

Bagaimana membelajarkan kepada masyarakat khususnya kepada peserta didik  bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang sedemikian melimpah ? Jawabnya sudah tentu adalah Geografi Indonesia, tidak ada lagi. Sekali lagi (bukan apologi), pelajran Geografi Indonesia adalah prioritas untuk menjadi mata pelajaran wajib di semua jurusan di Sekolah Menengah.
Namun jika dalam kenyataannya kondisi masyarakat di Indonesia tidak semakmur potensi yang dimilikinya, seperti yang  ditunjukkan dengan  angka kemiskinan di negeri ini masih  tinggi. Masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kekayaan negara yang segitu besarnya, masyarakat Indonesia tidak bisa menikmatinya. Kesejahteraan mereka masih jauh dari cukup. Meskipun dalam Undang-Undang disebutkan “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”, namun nyatanya hal itu belum berjalan dengan baik. Kenyataan yang ada sekarang ini adalah masih banyaknya rakyat yang merasa dirugikan atau kurang diperlakukan dengan adil. Padahal seharusnya setiap rakyat memperoleh hak dalam hal ini seperti kebutuhan air bersih, bahan bakar, dan sumber daya alam lainnya.  Sudah tentu hal ini  tidak bisa di jawab hanya dengan Geografi Indonesia. Tetapi harus disiplin ilmu lain. Inilah sebabnya saya memberi judul dalam tulisan ini “KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA” , karena sumbangan Geografi Indonesia adalah penting dalam pendidikan bangsa atau pembentukan karakter bangsa, tapi perlu juga dilengkapi dengan disiplin lain seperti  Ekonomi, Politik, Sosiologi, dll.
Kerangka Pembelajaran Geografi Indonesia
Dalam pengembangan kerangka pembelajaran geografi diperhatikan sejumlah faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi bentuk dari kerangka pembelajaran geografi. Secara teori, Glaser membagi empat bagian kerangka pembelajaran yang daripadanya setiap mata pelajaran menjadi berbeda satu dengan yang lain. Empat bagian tersebut adalah aspek Instructional Objectives, Entering Behaviour, Instructional Procedures, dan Performance Assesment (Rusman, 2010). Instructional Objectives yaitu tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Entering Behavior yaitu menggambarkan tingkat dan potensi peserta didik sebelum instruksi dimulai. Instructional Prosedures yaitu prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Prosedur ini meliputi penggunaan media pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang berorientasi pada pengaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan Performance Assessment yaitu penilaian kinerja peserta didik setelah proses pembelajaran.
Instructional Objectives dalam pembelajaran geografi sebagaimana telah dijelaskan adalah agar peserta didik memiliki pemahaman tentang pola spasial, lingkungan dan kewilayahan, serta proses yang berkaitan dengan gejala geosfera dalam konteks nasional dan global. Pada aspek keterampilannya, peserta didik diharapkan terampil dalam memperoleh data dan informasi, menerapkan pengetahuan geografi dalam kehidupan sehari-hari, dan mengomunikasikannya untuk kepentingan kemajuan bangsa Indonesia. Pada aspek sikap  dapat menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya bangsa. Selan itu sebagai warga negara diharapkan dapat menampilkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Bagaimana rincian dari tujuan pembelajaran geografi, kita dapat meninjaunya pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran geografi seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Entering Behaviour menggambarkan tingkat perkembangan peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. Aspek entering behaviour antara lain pengetahuan awal peserta didik sebelum pembelajaran, kemampuan intelektual, motivasi, dan latar belakang sosial dan budayanya. Entering behaviour pada kerangka pembelajaran Geografi adalah anak pada jenjang pendidikan menengah atas yaitu SMA/MA dengan karakteristik umum telah memiliki kematangan psikologi yang telah mampu untuk memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dalam aspek motorik, peserta didik pada jenjang SMA/MA telah mampu mengolah,  menalar,  menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Instructional Procedures yang digunakan dalam pembelajaran geografi adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu menggunakan pendekatan saintifik atau proses sains yang terdiri dari lima langkah utama yaitu:
  1. Mengamati, yaitu kegiatan belajar peserta didik secara aktif untuk diperoleh pengalaman belajar dari lingkungannya melalui indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek. Kegiatan mengamati dapat melalui observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca buku, mendengar, menyimak, dan mencari berbagai informasi yang tersedia di media masa dan jejaring internet.
  2. Menanya. Kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan. Pertanyaannya harus dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk tetap belajar aktif dan menyenangkan. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan atau rumusan hipotesis.
  3. Mengeksperimen/Mengeksplorasi. Kegiatan berupa mengumpulkan data melalui kegiatan uji coba dan mengeksplorasi lebih mendalam tentang sesuatu masalah yang sedang dihadapi. Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Data yang diperoleh memiliki sifat yang dapat dianalisis dan disimpulkan. 
  4. Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik dalam membandingkan data yang telah diperolehnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa proses menganalisis data, membuat kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, dan menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep  penting diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya.
  5. Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan hasil temuannya setelah melewati proses mengamati, menanya, uji coba, dan mengasosiasi sebagaimana telah dijelaskan di atas. Kegiatan mengomunikasikan ditujukan kepada kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat teknologi baik konvensional maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Performance Assessments yaitu penilaian kinerja adalah proses mengukur kinerja selama dan pada akhir pembelajaran. Pada kurikulum 2013, aspek yang dinilai bukan hanya ranah kognitif dan keterampilan, tetapi juga aspek sikap sosial dan aspek sikap spiritual. Dengan demikian, pendekatan yang digunakannya adalah penilaian berbasis kelas.
Apabila digambarkan akan tampak seperti ini:



 Feedback
 

                                                                       







                                                                       




MELEK GEOGRAFI /GEOLITERASI  HINGGA  CINTA TANAH AIR
Secara keilmuan  ilmu geografi memiliki pendekatan, metode dan teknik  sebagaimana sebuah disiplin ilmu umumnya (Abler, 1977). Salah satunya adalah metode analisis spasial.  Geosophy atau geoliterasi atau yang sering disebut dengan melek geografi pada hakikatnya adalah  kemampuan seseorang  dalam menganalisa keruangan karena geografi mensintesis (menyatukan) pengetahuan dari berbagai bidang, integrasi informasi untuk membentuk sebuah konsep seluruh bumi (Robert W. Christopherson, 2003).
Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam analisa keruangan meliputi:
1) Location/lokasi
2) Region/wilayah
3) Human-earth relationship/Hubungan manusia-bumi.
4) Place/Tempat
5) Movement/Gerakan
Menurut Canada Geoscience Education Network (CGEN) bahwa geoliterasi (melek geografi) adalah prosedur dalam  meningkatkan sinergi antara program yang ada, bukan tentang membuat yang baru.
Jika kita implementasikan dengan kondisi di Indonesia, maka langkah yang penting kita lakukan adalah memaksimalkan pemahaman perserta didik terhadap ilmu geografi yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Adapun Kompetensi (kompetensi inti dan kompetensi dasar) yang harus dikuasai sudah tercantum dalam kurikulum 2013.  Dengan demikian, pada level sekolah menengah, untuk meningkatkan geoliterasi/melek geografi  pada peserta didik adalah dengan cara mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah.  Karena peserta didik yang sudah melek geografi maka diduga akan memliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia, selanjutnya akan mempertahankan kedaulatan NKRI sampai mati.
MISI GEOGRAFI INDONESIA UNTUK MEMAKSIMALKAN MELEK GEOGRAFI TENTANG NKRI
1.    IPS di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama tetap bernuansa geografi
2.    Memperkaya materi geografi di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan sekurang-kurangnya ada empat hal :
a.    Lingkungan Hidup
b.    Kebencanaan
c.    Memperkenalkan wilayah dan potensi NKRI
d.    Cinta Tanah Air
3.    Kepada rekan-rekan guru Geografi, kita perlu kembali kepada khitah perjuangan kita:
a.        Mengajar geografi adalah perjuangan mempertahankan NKRI dan tentu bernilai ibadah! (Cinta tanah air adalah sebagian dari iman).
b.      Perlu lebih banyak waktu untuk berdiskusi tentang prosedur pembelajaran “pendekatan sains” (dan pendekatan lain yang dianggap sesuai) dan mengembangkan bahan ajar (karena pemerintah belum maksimal mampu menyediakannya).
c.       Aktif di MGMP Geografi dan merangkul teman-teman guru geografi di Madrasah Aliyah.
4.    Selalu mengasah kemampuan teknis implementatif:
a.    Sebaiknya mengidentifikasi ragam sumber belajar dan lingkungan sekitar yang dapat mendukung pembelajaran geografi
b.    Memilih buku sumber yang memiliki visi dan misi yang relevan dengan “ruh” Geografi.
c.    Sebelum mengajar, niatkan ingin lebih banyak SISWA AKTIF dan kurangi niatan ingin ceramah. Dengan demikian, perlu dirancang tugas-tugas yang menarik agar terarah mencapai kompetensi.
5.    Kepada teman-teman di LPTK:
a.    Pemantapan materi mata kuliah pembelajaran agar lebih relevan dengan tuntutan kurikulum 2013
b.    Jika perlu ada REVISI kurikulum di program studi sesuai kebutuhan
c.    Jalin koordinasi dengan program studi geografi di Universitas atau PT lain.
6.    Kepada rekan-rekan Geografi:
a.    Membuat program dan Jadwalkan pertemuan MGMP secara intensif serta  lakukan kerjasama dengan PT setempat dalam penyediaan nara sumber
b.    Koordinasi dengan Dinas Pendidikan agar mereka memahami program kita. Banyak kegiatan yang bisa diusulkan untuk dibiayai, seperti olimpiade geografi dll.
7.    Kepada teman teman penulis buku:
a.    Pelajari dengan baik visi dan misi kurikulum geografi 2013
b.    Perbanyak fakta tentang Indonesia (baik contoh, ilustrasi, maupun gambar)
c.    Perbanyak panduan kerja siswa agar mereka mudah mengerjakan tugas mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).
d.    Banyak latihan soal dengan kualitas soal yang setara dengan Ujian Nasional
8.    Kepada adik-adik mahasiswa geografi (IMAHAGI):
a.    Tingkatkan citra geografi dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa SD, SMP, dan SMA (olimpiade, kemah geografi, dan lainnya)
b.    Terus “mengisukan” kepada Dinas Pendidikan setempat agar guru geografi di SMA tidak  mismatch
9.    Kepada organisasi profesi (IGI dan organisasi terkait)
a.    Secara terus menerus mem perjuangan pada level pengambil kebijakan agar Geografi Indonesia menjadi kelompok wajib disemua peminatan di sekolah menengah.
b.    Membantu perintah untuk menyediakan bahan dan sumber belajar geografi, media dan alat bantu pembelajaran, dan memantau buku-buku geografi yang diterbitkan agar tetap berkualitas.

KESIMPULAN
1.    Geografi Indonesia merupakan salah satu komponen dalam membentuk karaktek bangsa yakni  dengan memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air kepada seluruh Warga Negara Indonesia.
2.    Membelajarkan Geografi Indonesia dapat menjadikan  seseorang menjadi bangga sebagai bangsa Indonesia dan selanjutnya mereka menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa  dan Negara Kesatuan Republik Indonesia  yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
3.    Dalam memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, dan selanjutnya menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa  dan Negara Kesatuan Republik Indonesia  yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, perlu diimbangi oleh teladan pimpinan diberbagai level (dari yang terendah hingga presiden) dan pemerintahan yang bersih dari korupsi, transparan dan akuntabel dan bekerja sebesar-besarnya untuk kesejahteraan Rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Abler, Ronald (et.al). 1977. Spatial Organization, The Geographer's View of The World. London: Prentice-Hall International.
BAPPENAS. Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring Committee, 1994
Ikatan Geograf Indonesia. 2013. Naskah Telaah Akademis Mata pelajaran Geografi Kurikulum di SMA pada Kurikulum 2013.
Glazer,  Evan.  (2001).  Problem  Based  Instruction.  In  M.  Orey  (Ed.),  Emerging perspectives  on  learning,  teaching,  and  technology  [Online].  Tersedia:  http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm.  [17  Juni 2005].
Puskurbuk(Tim Pengembang mata pelajaran Geografi SMA/MA). 2013. Panduan Pembelajaran Geografi Pendekatan Saintifik. (tidak dipublikasi)







[1] Makalah disampaikan pada “Mega Seminar Nasional dan Reuni Akbar, Geografi untukmu Negeri” di Univ Negeri Yogyakart, Senin, 5 Mei 2014
[2] Dosen Jurusan Geografi FIS Univ. Negeri Jakarta